Gegara Drainase Tersumbat Banjir Tahunan Selalu Terjadi

Berita, Pekalongan222 Dilihat

Warga melintas di tengah genangan air yang irit surut

Pekalongannews.com,Pekalongan – Banjir yang merendam dua wilayah, Kota dan Kabupaten Pekalongan dalam beberapa hari belakangan ini mendapatkan banyak sorotan lantaran hujan deras yang mengguyur di wilayah ini tidak mampu teratasi dengan baik oleh sistem drainase yang tersedia sehingga genangan air tidak segera terbuang dan berakibat banjir yang tiap tahun selalu terjadi.

Kita sebagai warga Pekalongan merasa menjalani rutinitas tiap memasuki Januari dan Februari yang seperti dipaksa untuk legowo menerima banjir sebagai hal yang lumrah sehingga saking kerapnya banjir menjadi pembenaran sikap tak perlu risau, toh sebagian besar orang mengalaminya.

Tiap kali turun hujan deras di jalan-jalan yang biasa kita lewati dan berujung banjir maka sumpah serapah akan otomatis terucap, entah itu karena memang kepergok genangan air yang terus meninggi atau malasnya kalau harus memutar arah mencari rute lain.

Tidak menuduh, inikah kualitas sistem drainase kita yang saking buruknya memunculkan sarkasme jangan pernah meludah atau kencing di wilayah tertentu karena akan langsung mengakibatkan banjir atau menambah debit air yang ada di kawasan itu.

Cobalah berpikir sejenak sudah sadarkah semua kalau sistem drainase yang dibangun oleh kekuasaan lima tahunan atau periodesasi pimpinan itu semuanya tidak direncanakan untuk jangka panjang minimal meniru apa yang pernah dibuat oleh kompeni yang notabene adalah penjajah namun tidak pernah eman-eman kalau untuk urusan proyek apapun dan hasilnya selalu bisa dinikmati manfaatnya oleh inlander meski empunya sudah hengkang.

Berbeda dengan dengan pribumi di mana membangun infrastruktur hanya semata demi legasi kekuasaan atau bukti bahwa periodesasi pimpinan ada yang bisa dipamerkan meski itu nir manfaat untuk anak cucu. Intinya tradisi banjir selalu menjadi sesuatu keniscayaan. Khusus untuk ini ada seribu alasan untuk membantahnya ha…ha..ha

Mari kita tertawakan bersama drainase yang seharusnya menjadi dewa penyelamat malah membawa bencana banjir. Kabar angin drainase akan jadi isu kuat dan terus dibicarakan di setiap kesempatan sepanjang 2025 apalagi di tengah pemangkasan anggaran nasional secara besar-besaran di semua sektor.

Yang gelisah dengan banjir mari kita merutuki nasib hidup di dunia para pencari keuntungan meski harus mengkhianati hati nurani, kemanusiaan bahkan bangsa sehingga persis seperti drainase yang tersumbat, selamat malam dan selamat sambat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *